State transition testing menggunakan model sistem, yang terdiri dari:
- Status yang terdapat di dalam program.
- Transisi antar status-status tersebut.
- Kejadian yang merupakan sebab dari transisi-transisi tersebut.
- Aksi-aksi yang akan dihasilkan.
Keterangan :
State transition diagram di atas terdiri dari:
- Status, seperti displaying time (S1)Transisi, seperti antara S1 dan S3.
- Kejadian yang menyebabkan transisi, seperti “reset” selama status S1 akan menyebabkan transisi ke S3.
- Aksi yang merupakan hasil dari transisi, seperti selama transisi dari S1 ke S3 sebagai hasil dari kejadian “reset”, aksi “display time” akan terjadi.
Test cases untuk transisi yang valid :
Test cases didisain untuk memeriksa transisi-transisi yang valid. Untuk tiap test case, terdapat spesifikasi sebagai berikut:
- Status mulai.
- Masukan.
- Keluaran yang diharapkan.
- Status akhir yang diharapkan.
Dasar utama pemikirannya adalah melakukan analisa terhadap fungsi-fungsi yang terdapat pada suatu sistem , apakah fungsi-fungsi tersebut mempunyai kinerja sebagaimana yang diharapkan atau dispesifikasikan.
Disain tes menggunakan functional analysis :
- Menganalisa tiap fungsi secara terpisah untuk mendefinisikan sekumpulan kriteria tes
- Analisa tiap pemrosesan fungsi masukan dan keluaran untuk menentukan apa yang dibutuhkan tes.
- Fokus pada tiap fungsi untuk menganalisa:
- Kriteria fungsi.
- Keluaran-keluaran fungsi.
- Masukan-masukan fungsi.
- Kondisi-kondisi internal fungsi.
- Status-status internal fungsi.
Arista Mahaseptiviana
09410100126
Tidak ada komentar:
Posting Komentar